Membenci diri sendiri diantara mencakup rasa tidak mampu, rasa bersalah dan perasaan harga diri yang rendah. Hal ini bisa membuat seseorang terus membandingkan diri dengan orang lain dan mengabaikan sisi positif yang mereka miliki.
Seseorang yang membenci dirinya sendiri merasa bahwa mereka tidak akan pernah cukup untuk menjadi baik. Melansir dari Psychology Today, alasan seseorang membenci dirinya sendiri disebabkan oleh pola asuh yang terlalu kritis hingga kepribadian perfeksionisme.
Baca Juga: Kenapa Anak Dewasa Membenci Orang Tuanya?
Sejak kecil, pengaruh pola asuh yang terlalu kritis dapat memberikan pesan yang merusak diri sendiri. Ketika seseorang diberikan standar yang tidak realistis atau kritik yang terus-menerus tentang penampilan, prestasi, atau perilaku, mereka bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik atau selalu salah. Pola asuh yang terlalu kritis juga bisa mengajarkan seseorang untuk memandang kesalahan sebagai kegagalan, dan menganggap bahwa nilai dan cinta hanya diperoleh jika mereka mencapai standar yang sangat tinggi.
Selain itu, kepribadian perfeksionisme juga bisa menjadi pemicu bagi perasaan benci terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepribadian perfeksionis mungkin memiliki harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri dan terus-menerus mengejar kesempurnaan. Ketika tidak dapat mencapai standar yang mereka tetapkan, mereka bisa merasa seperti mereka gagal atau tidak cukup baik, dan itu bisa memicu perasaan benci terhadap diri sendiri
Baca Juga: Kenapa Kita Merasa Takut Dibenci Orang Lain?
Membenci diri sendiri juga bisa disebabkan oleh trauma yang terjadi di masa lalu. Trauma adalah pengalaman emosional yang sangat mengganggu dan bisa terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis seperti pelecehan, kekerasan, atau kehilangan orang yang dicintai.
Trauma masa lalu bisa menciptakan rasa malu, bersalah, atau ketidakberdayaan pada diri sendiri. Orang yang mengalami trauma bisa merasa bahwa mereka salah, tidak berharga, atau bahkan bahwa mereka pantas untuk menerima perlakuan buruk. Mereka juga bisa merasa menjadi penyebab dari peristiwa traumatis , meskipun sebenarnya tidak bersalah.