Kenapa Penggunaan PayLater untuk Berlebaran itu Berbahaya?

Cindypurbasari April 17, 2023
WE Trivia, Yogyakarta –

Kurang dari seminggu lagi Lebaran tiba. Sukacita hari raya pun sudah di depan mata. Namun, untuk mempersiapkan perayaan spesial ini, banyak kebutuhan yang harus dibeli, mulai dari baju baru hingga bahan makanan untuk jamuan istimewa.

Tak heran, banyak orang tergoda untuk menggunakan PayLater. Sistem pembayaran ini memudahkan konsumen untuk berbelanja kebutuhan Lebaran karena tak perlu membayarnya saat ini juga. Padahal, pemikiran semacam ini cukup menyesatkan karena dapat berujung pada utang konsumtif.

Baca Juga: Kenapa Banyak Anak Muda Suka Menggunakan PayLater?

Jadi, PayLater bisa berbahaya jika tidak digunakan dengan bijak, termasuk saat berbelanja kebutuhan Lebaran. Berikut risikonya.

1. Membuat Jadi Lebih Konsumtif

Dengan sistem membayar belakangan, belanja kebutuhan Lebaran jadi seolah tidak membutuhkan uang. Akibatnya, konsumen mudah tergoda untuk berbelanja produk yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Lebih berbahayanya lagi, mereka rentan membeli produk yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.

Menurut studi oleh LendingTree, dua pertiga konsumen yang menggunakan PayLater mengaku belanja lebih banyak daripada saat membayar langsung pembelian. Data perusahaan Afterpay pun menunjukkan nilai pesanan menjadi 20-30 persen lebih tinggi saat konsumen berbelanja menggunakan PayLater daripada metode pembayaran lainnya.

Menurut Sachin Banker, asisten profesor marketing di University of Utah, secara psikologis, PayLater membuat orang tidak mengaitkan antara konsumsi dan pembayarannya. Dengan kata lain, konsumen tidak memikirkan biayanya saat membeli barang sampai akhirnya mendapat tagihan yang mengejutkan nantinya.

2. Menyebabkan Pengeluaran Membengkak

Berbelanja menggunakan PayLater menjadikan seolah tidak diperlukan uang untuk membeli barang. Hal ini bisa mendorong pengeluaran berlebih karena biayanya jadi kurang menonjol bagi konsumen. Dengan kata lain, mereka sebenarnya menghabiskan lebih banyak uang karena tidak menyadari berapa biaya pembeliannya sesungguhnya. Akibatnya, pengeluaran berisiko membengkak saat tiba waktunya pelunasan tagihan.

Baca Juga:  Pahami Cara Agar Skincare Bekerja Maksimal untuk Kulit

3. Risiko Gagal Bayar

Kemudahan bertransaksi dengan PayLater dapat mendorong orang untuk belanja melebihi kemampuannya. Padahal, PayLater merupakan salah satu bentuk utang yang harus dilunasi saat jatuh tempo. Artinya, pembelian dengan PayLater seharusnya disesuaikan dengan kemampuan untuk membayarnya.

Jika tidak, keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran terancam terganggu. Risiko gagal bayar pun mengintai akibat besar pasak daripada tiang.

4. Bunga Tinggi dan Biaya Administrasi

PayLater biasanya mengenakan penalti berupa bunga yang sangat tinggi jika terlambat dibayar. Selain itu, konsumen juga bisa dikenakan biaya administrasi kartu kredit, transfer bank, e-wallet, dan opsi pembayaran lainnya. Besarannya pun berbeda-beda untuk setiap aplikasi.

5. Skor Kredit Memburuk

Jika menunggak pembayaran PayLater, tagihan ini akan memperburuk reputasi kredit. Skor kredit ini pada akhirnya akan mempersulit disetujuinya kredit lain yang lebih penting, seperti kredit properti atau kendaraan.

6. Peretasan Identitas

Setiap transaksi digital tentu menjadi incaran kejahatan siber, tak terkecuali PayLater. Meski pihak aplikasi sudah menyiapkan keamanan yang tinggi, risiko peretasan akun tetap ada. Tak jarang pemilik akun harus melunasi cicilan yang tidak mereka buat karena akun itu telah disalahgunakan oleh penjahat siber.


Artikel Terkait

fa-home
Home
fa-user
Account
fa-shopping-cart
Cart
fa-search
Search